Kamis, 07 Februari 2013

Valentine?? No Way!!


Februari jadi bulan istimewa dan penuh kasih sayang juga cinta lantaran hadir Valentine Day (V-Day) ditanggal 14-nya. Nggak heran kalo banyak remaja yang udah nunggu hari itu sebab mereka akan ungkapin rasa kasih sayang mereka kepada kekasih gelap mereka (sephia donk?). Ya iyalah. Coz mereka kan kebanyakan belon merit alias nikah. Hubungan resmi laki-laki perempuan kan melalui ikatan pernikahan, bukan pacaran. Tul gak?

Buat para pebisnis V-day jadi peluang bisnis tersendiri. Penjualan pernak-pernik dan asesoris ala V-day seakan meroket, lantaran daya beli menjelang dan saat V-day meroket tajam. Remaja berlomba-lomba berburu kado unik nan menarik agar V-day jadi berkesan buat pasangan mereka. Mulai dari karangan bunga (kaya orang meninggal aja :-D), coklat bentuk hati, CD lagu romantis, boneka sampe sepasang sandal jepit!

Nggak cuman pernak-pernik, acara-acara untuk perayaan V-day ini pun mulai bermunculan. Dengan ngadain acara macam pesta pora juga hura-hura, acara-acara berbau  romantis hingga erotis yang juga nggak gratis. Ada juga konser music dengan muterin lagu-lagu melankolis, bahkan sampai arisan teman kencan yang ujung-ujungnya seks bebas. Na’udzubillah!

Padahal mereka nggak banyak tau tentang asal-usul adanya V-Day ini. Kebanyakan cuma pada ikut-ikutan doang biar dibilang keren bin gaul. Padahal bisa jadi V-Day cuma mitos yang digede-gedein biar keliatan istimewa. Bisa jadi kan
  
Awal mula V-Day

Banyak versi tentang sejarah V-Day. Ada versi yang menceritakan sejarah V-Day ini berawal dari Raja Claudius yang melarang adanya pernikahan. Kemudian muncul seorang tokoh bernama St. Valentine yang menolak. Dia seorang  pendeta. Walaupun ada larangan untuk menikah, dia tetap menjalankan tugasnya, yakni menikahkan pasangan-pasangan muda di sebuah danau. Ujung-ujungnya dia ketahuan oleh Raja Claudius lalu dipenjara dan dihukum mati. Maka St. Valentine ini dieksekusi pada 14 Februari, nggak tau taun kapan. Maka pada tanggal itu orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang dengan St. Valentine sebagai tokoh Pejuang Cinta.

Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara  pertengahan Januari sampe pertengahan Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan Dewa Zeus (bokapnye Hercules). Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia (perayaaan Lupercus/Dewa kesuburan) yang dilambangkan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus menyembahkan korban kambing dan kemudian setelah minum anggur, mereka lari-lari di kota Roma sambil bawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa  saja yang mereka temui di jalan. Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu cikal bakal hari Valentine.

Sementara The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 februari, salah seorangnya dilukiskan sebagai yang mati pada  masa Romawi. Tapi nggak jelas siapa valentine yang dimaksud. Bahkan ujung ceritanya juga nggak jelas, karena setiap sumber menceritakan berbeda.

Dari sejarah aja nggak jelas a.k.a banyak versi yang nggak pasti. Cuma akal-akalan doang buat nyebarin agama Kristen plus budaya dan tradisi barat. Nggak heran jadinya kalo makna V-Day kian tulalit. Lebih pada kebebasan dan kebablasan dalam mengungkapkan rasa kasih sayang pada pasangan, yang dicintainya, terutama remaja.

V-Day in fact


Nah, menjelang V-Day ini banyak remaja sibuk cari kado special untuk dipersembahkan kepada kekasih mereka.. Tapi dibalik hari kasih sayang itu ada bahaya mengintai, mulai dari penularan HIV/AIDS sampe kehamilan tak diinginkan. Wuaduh!
  
Biasa terdengar saat V-day menjelang, bahwa penjualan kondom meningkat  dan pembelinya adalah  para remaja. Menurut perusahaan kondom Durex, penjualan kondom pada V-Day meningkat 25% dari hari biasa. Fenomena ini hamper merata diberbagai daerah. Bahkan di Kediri Jatim, kondom dibagikan secara gratis  ke hotel-hotel oleh KPAD (Komisi P A Daerah).

Di Thailand, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Assumption University terhadap 1.578 gadis usia belasan menyatakan sepertiga dari mereka berencana melakukan hubungan seks pada V-Day bila pacar mereka memintanya. Survey lain dari Universitas Thai terhadap 1.222 pemudi menemukan bahwa 11 persen dari mereka berencana menyerahkan keperawanan pada malam valentine. (kompascomunity.com, 14/02/07)
  
Fakta lain, di Inggris 14 Februari dijadikan sebagai The National Impotence Day (Hari Impoten Nasional) dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman impotensi 2 juta pria Inggris. Bahkan di Amerika 14 Februari ditetapkan sebaga The National Codom Week. “Maksudnya kampanye Nasional penggunaan kondom, karena tiap perayaan V-day diikuti peningkatan kasus HIV/AIDS. Padahal tingkat kegagalan komdom mencapai 33,3 persen,” imbuh dr Andik Wijaya SMSH, seorang Seksolog dari Surabaya. (beritakesehatan.com, Rabu, 14/02/2011).

Tak kalah didalam negeri, seorang penulis melakukan survey terhadap remaja pinggiran Kota bandung seperti Cimahi, Batujajar, Padalarang, dan Lembang menjelang V-Day 2004 yang dibantu Lembaga Telaah Agama dan Masyarakat (eL-TAM). Penulis menyebar 500 angket ke siswa siswi SMA di daerah tersebut. Mengejutkan, dari 413 responden yang menjawab angket secara “sah” 26,4% diantaranya mengaku lebih suka merayakan V-Day bersama gebetan atau kekasih dengan jalan-jalan, makan-makan lalu berciuman (melakukan seks). (pikiran rakyat, 12/02/2005)

Kalau mau di korek lagi pasti ada ratusab bahkan ribuan data sejenis. Ini ibarat gunung es, data yang terungkap belum seberapa dari yang kenyataan yang terpendam. Jadi, adalah kesalahan besar kalo kita tetep pertahanin perayaan V-Day yang sekuler bin hedonis. Akur ya? Pastinya!!

Anti V-Day Bukan Basa-Basi

Dari sejarah V-Day yang macem-macem versi itu, ada satu hal yang pasti dan jelas. Yaitu, V-Day bersumber budaya nyembah berhala, penghormatan pada pastor sampe kepercayaan terhadap dewa-dewa. Jadi sikap anti V-Day bukan karena cari sensasi atau pendapat pribadi, tapi untuk raih ridho Illahi. Karena partisipasi kita dalam perayaan V-Day sami mawon menggadaikan identitas kita sebagai Muslim. Dan pastinya dibenci Allah swt. Rasul saw bersabda: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka” (HR AbuDaud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).

Bahkan Ibnu Qayyim sudah ingatkan, “Memberi selamatatas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Bagi yang mengucapkannya, berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya disisi Allah dan lebih dimurkai daripada memeberi selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”

Nah, jadi uda nggak ada lagi alesan buat Muslim utk ikut-ikut V-Day juga kasih selamat. Malahan, kita kudu berani suarakan dan ingetin sodara kita biar nggak kebawa-bawa. Karena V-Day bagian dari penjajahan Barat yang merusak mental dan akidah umat Islam. Catet!

Maka kita harus siapkan pemmikiran Islam dan benteng akidah yang kokoh. Biar kita berani bongkar kerusakan budaya barat dan suarakan Islam. Saatnya kita pelajari Islam lebih dalam, aktif di kajian Islam dan nggak egois bin individualis. Tolak V-Day berarti ikut ngaji demi raih Ridho Illahi, dan bukan basa-basi. Valentine? No Way!!!

1 komentar: