Februari jadi bulan istimewa dan penuh kasih sayang juga
cinta lantaran hadir Valentine Day (V-Day) ditanggal 14-nya. Nggak heran kalo
banyak remaja yang udah nunggu hari itu sebab mereka akan ungkapin rasa kasih
sayang mereka kepada kekasih gelap mereka (sephia donk?). Ya iyalah. Coz mereka
kan
kebanyakan belon merit alias nikah. Hubungan resmi laki-laki perempuan kan melalui ikatan
pernikahan, bukan pacaran. Tul gak?
Buat para pebisnis V-day jadi peluang bisnis tersendiri.
Penjualan pernak-pernik dan asesoris ala V-day seakan meroket, lantaran daya
beli menjelang dan saat V-day meroket tajam. Remaja berlomba-lomba berburu kado
unik nan menarik agar V-day jadi berkesan buat pasangan mereka. Mulai dari
karangan bunga (kaya orang meninggal aja :-D), coklat bentuk hati, CD lagu
romantis, boneka sampe sepasang sandal jepit!
Nggak cuman pernak-pernik, acara-acara untuk perayaan V-day
ini pun mulai bermunculan. Dengan ngadain acara macam pesta pora juga
hura-hura, acara-acara berbau romantis
hingga erotis yang juga nggak gratis. Ada
juga konser music dengan muterin lagu-lagu melankolis, bahkan sampai arisan
teman kencan yang ujung-ujungnya seks bebas. Na’udzubillah!
Padahal mereka nggak
banyak tau tentang asal-usul adanya V-Day ini. Kebanyakan cuma pada ikut-ikutan
doang biar dibilang keren bin gaul. Padahal bisa jadi V-Day cuma mitos yang
digede-gedein biar keliatan istimewa. Bisa jadi kan
Awal mula V-Day
Banyak versi tentang sejarah V-Day. Ada versi yang menceritakan sejarah V-Day ini
berawal dari Raja Claudius yang melarang adanya pernikahan. Kemudian muncul
seorang tokoh bernama St. Valentine yang menolak. Dia seorang pendeta. Walaupun ada larangan untuk menikah,
dia tetap menjalankan tugasnya, yakni menikahkan pasangan-pasangan muda di
sebuah danau. Ujung-ujungnya dia ketahuan oleh Raja Claudius lalu dipenjara dan
dihukum mati. Maka St. Valentine ini dieksekusi pada 14 Februari, nggak tau
taun kapan. Maka pada tanggal itu orang di berbagai belahan dunia merayakannya
sebagai hari kasih sayang dengan St. Valentine
sebagai tokoh Pejuang Cinta.
Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari sampe pertengahan
Februari adalah bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan Dewa Zeus
(bokapnye Hercules). Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia
(perayaaan Lupercus/Dewa kesuburan) yang dilambangkan setengah telanjang dan
berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus
menyembahkan korban kambing dan kemudian setelah minum anggur, mereka lari-lari
di kota Roma
sambil bawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa saja yang mereka temui di jalan. Sebagian
ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu cikal bakal hari Valentine.
Sementara The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati
pada 14 februari, salah seorangnya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Tapi nggak jelas siapa valentine
yang dimaksud. Bahkan ujung ceritanya juga nggak jelas, karena setiap sumber menceritakan
berbeda.
Dari sejarah aja nggak jelas a.k.a banyak versi yang nggak
pasti. Cuma akal-akalan doang buat nyebarin agama Kristen plus budaya dan
tradisi barat. Nggak heran jadinya kalo makna V-Day kian tulalit. Lebih pada
kebebasan dan kebablasan dalam mengungkapkan rasa kasih sayang pada pasangan,
yang dicintainya, terutama remaja.
V-Day in fact
Nah, menjelang V-Day ini banyak remaja sibuk cari kado
special untuk dipersembahkan kepada kekasih mereka.. Tapi dibalik hari kasih
sayang itu ada bahaya mengintai, mulai dari penularan HIV/AIDS sampe kehamilan
tak diinginkan. Wuaduh!
Biasa terdengar saat V-day menjelang, bahwa penjualan kondom
meningkat dan pembelinya adalah para remaja. Menurut perusahaan kondom Durex,
penjualan kondom pada V-Day meningkat 25% dari hari biasa. Fenomena ini hamper
merata diberbagai daerah. Bahkan di Kediri Jatim, kondom dibagikan secara
gratis ke hotel-hotel oleh KPAD (Komisi
P A Daerah).
Di Thailand, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh
Assumption University terhadap 1.578 gadis usia belasan menyatakan sepertiga
dari mereka berencana melakukan hubungan seks pada V-Day bila pacar mereka
memintanya. Survey lain dari Universitas Thai terhadap 1.222 pemudi menemukan
bahwa 11 persen dari mereka berencana menyerahkan keperawanan pada malam
valentine. (kompascomunity.com, 14/02/07)
Fakta lain, di Inggris 14 Februari dijadikan sebagai The
National Impotence Day (Hari Impoten Nasional) dengan tujuan meningkatkan
kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman impotensi 2 juta pria Inggris. Bahkan
di Amerika 14 Februari ditetapkan sebaga The National Codom Week. “Maksudnya
kampanye Nasional penggunaan kondom, karena tiap perayaan V-day diikuti
peningkatan kasus HIV/AIDS. Padahal tingkat kegagalan komdom mencapai 33,3
persen,” imbuh dr Andik Wijaya SMSH, seorang Seksolog dari Surabaya . (beritakesehatan.com, Rabu,
14/02/2011).
Tak kalah didalam negeri, seorang penulis melakukan survey
terhadap remaja pinggiran Kota bandung seperti Cimahi, Batujajar, Padalarang,
dan Lembang menjelang V-Day 2004 yang dibantu Lembaga Telaah Agama dan
Masyarakat (eL-TAM). Penulis menyebar 500 angket ke siswa siswi SMA di daerah
tersebut. Mengejutkan, dari 413 responden yang menjawab angket secara “sah”
26,4% diantaranya mengaku lebih suka merayakan V-Day bersama gebetan atau
kekasih dengan jalan-jalan, makan-makan lalu berciuman (melakukan seks).
(pikiran rakyat, 12/02/2005)
Kalau mau di korek lagi pasti ada ratusab bahkan ribuan data
sejenis. Ini ibarat gunung es, data yang terungkap belum seberapa dari yang
kenyataan yang terpendam. Jadi, adalah kesalahan besar kalo kita tetep
pertahanin perayaan V-Day yang sekuler bin hedonis. Akur ya? Pastinya!!
Anti V-Day Bukan Basa-Basi
Dari sejarah V-Day yang macem-macem versi itu, ada satu hal
yang pasti dan jelas. Yaitu, V-Day bersumber budaya nyembah berhala,
penghormatan pada pastor sampe kepercayaan terhadap dewa-dewa. Jadi sikap anti
V-Day bukan karena cari sensasi atau pendapat pribadi, tapi untuk raih ridho
Illahi. Karena partisipasi kita dalam perayaan V-Day sami mawon menggadaikan
identitas kita sebagai Muslim. Dan pastinya dibenci Allah swt. Rasul saw
bersabda: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka”
(HR AbuDaud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
Bahkan Ibnu Qayyim sudah ingatkan, “Memberi selamatatas
acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa
perbuatan tersebut haram. Bagi yang mengucapkannya, berarti ia telah memberi
selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan
tersebut lebih besar dosanya disisi Allah dan lebih dimurkai daripada memeberi
selamat atas perbuatan minum khamr atau membunuh. Banyak orang yang kurang
mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya
perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas
perbuatan maksiat, bid’ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk
mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah.”
Nah, jadi uda nggak ada lagi alesan buat Muslim utk
ikut-ikut V-Day juga kasih selamat. Malahan, kita kudu berani suarakan dan
ingetin sodara kita biar nggak kebawa-bawa. Karena V-Day bagian dari penjajahan
Barat yang merusak mental dan akidah umat Islam. Catet!
Maka kita harus siapkan pemmikiran Islam dan benteng akidah
yang kokoh. Biar kita berani bongkar kerusakan budaya barat dan suarakan Islam.
Saatnya kita pelajari Islam lebih dalam, aktif di kajian Islam dan nggak egois
bin individualis. Tolak V-Day berarti ikut ngaji demi raih Ridho Illahi, dan
bukan basa-basi. Valentine? No Way !!!
wah iki podo karo sg ng selembaran smk
BalasHapus