Selasa, 22 Mei 2012

10 TWEET DAKWAH DHIKA

01. Semua yang hidup akan merasakan mati | kematian selalu engintai setiap yang hidup
02. kematian ga selalu menunggu orang menjadi tua | jadi yang muda ngga mesti masih lama hidupnya
03. banyak orang muda yang menemui kematian tanpa di sangka2 | jadi mati ga harus nunggu tua
04. Mungkin aja setelah baca tweet kita mati | mungkin aja setelah logout twitter kita mati | siapa yg tau?
05. bukan doa'in yg jelek, tp cuma mengingatkan kl kita itu pasti mati | sebenernya mau ngingetin kalo kita maksiat skrg blm tntu bsa tobat
06. Ada yg tau kapan kita mati? | rahasia Allah kn? | jadi jangan biasain selalu maksiat, siapa tau jg pas lagi maksiat kita mati?
07. makanya juga knp kita masih tunda2 shalat kalo uda dateng waktu shalat? | ngga bisa jaminkan kita mati setelah kita sholat?

Minggu, 20 Mei 2012

ISLAM DAN KEBANGKITAN NASIONAL

20 Mei bagi bangsa Indonesia diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sejarah bicara bahwa Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei, karena tanggal tersebut adalah hari lahirnya Boedi Oetomo (BO) yang dianggap sebagai penggagas kebangkitan di Indonesia. Apakah benar begitu? Lalu kenapa judulnya saya cantumkan Islam?

Boedi Oetomo (BO) atau Sarikat Islam (SI)?


Sesungguhnya umat Islam memiliki peran sangat penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan dalam menumbuhkan kebangkitan. Peperangan yang terjadi pada abad ke-19 melawan penjajah Belanda selalu bernafaskan jihad.

Memang, dalam sejarah yang ditulis secara tidak obyektif, peran umat Islam yang sesungguhnya sangat sentral itu dihapus atau dikecilkan; kalaupun tetap tercatat, itu terbaca dalam bingkai yang berbeda, yakni dalam kerangka nasionalisme sempit, bukan lagi dalam bingkai Islam. Salah satu contoh sangat nyata dari penghapusan peran Islam adalah apa yang dialami oleh Sarikat Islam (SI). Sejarah kita mencatat, gagasan kebangkitan itu datang dari Boedi Oetomo (BO). Karena itu, setiap tanggal 20 Mei, hari lahir BO, diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Padahal kenyataan sebenarnya tidaklah seperti itu. BO tidak bisa disebut sebagai organisasi yang menggagas, apalagi menggerakkan kebangkitan.

Sabtu, 12 Mei 2012

SEJARAH PERJUANGAN KHILAFAH DI NUSANTARA

(dari Al-Wa'ie edisi Mei 2012)

Kegigihan Para Pejuang Syariah dan Khilafah Di Bumi Nusantara

Sudah menjadi rahasia umum di antara orang/pejabat Belanda bahwa banyak sultan di Indonesia memberikan baiat (sumpah kesetiaan dan kepatuhan)-nya kepada Khalifah di Istanbul. Dengan itu secara efektif membuat kaum Muslim menjadi warga negara Khilafah (Negara Islam).
Kaum Muslim di Aceh adalah yang paling menyadari akan status mereka. Koran Sumatera Post menulis tentang ini pada tahun 1922, “Sesungguhnya kaum Muslim Aceh mengakui Khalifah di Istanbul.”
Bukan hanya itu, mereka juga mengakui fakta bahwa tanah mereka adalah bagian dari Negara Islam. Ini adalah salah satu alasan atas perlawanan sengit mereka melawan Belanda. Sebagaimana yang diakui Koran Sumatra Post tahun 1922: “Pada hari ini, serangan-serangan atas kami menjadi hal penting karena merupakan sikap mentalitas atas ide Perang Suci (jihad fi sabilillah, pen.)”.
Khalifah juga mengirimkan perwakilannya ke Indonesia untuk mendukung kaum Muslim. Koran Het Nieuws van den Dag, misalnya, melaporkan tentang seorang konsul dari Khalifah di Batavia bahwa dia mendukung gerakan mengembalikan Islam (Khilafah, pen.): “Di Indonesia hanya ada satu konsul, yakni di Batavia, dan dia telah menunjukkan antusiasme yang besar bagi gerakan mengembalikan Islam. Oleh karena itu, pemerintah memintanya untuk diganti.”

Minggu, 06 Mei 2012

SURAT TERBUKA UNTUK REMAJA MUSLIM INDONESIA

Wahai Sahabat, Kekasih Allah..

Kita sekarang hidup dalam "kampung kecil" dunia global. Batas-batas imajiner antar negara saat ini semakin tidak kita rasakan lagi. Apakah engkau merasakan bahwa "kampung kecil" kita saat ini begitu getol mengajak kita melupakan bahwa kita ini adalah hamba Allah?

Karena ajakan yang getol itu banyak sahabat-sahabat kita tidak lagi merasa berdosa ketika melakukan perbuatan yang di larang Allah kekasih kita. Pernahkah kalian tahu bahwa penelitian Objectively Verifiable Indicators (OVI) SeBAYA Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jatim2004 menunjukkan hasil bahwa para responden usia 15-24 tahun yang sudah melakukan hubungan seksual dengan satu orang atau lebih, yakni sebanyak 49 orang dari 360 responden? Sejak Januari sampai November 2004, tercatat 227 remaja yang melakukan konsultasi, 90 diantaranya telah melakukan seks bebas dan delapan orang positif hamil? Sedihkah engkau ketika tahu bahwa mereka melakukan itu tanpa merasa bersalah kepada kekasih kita Allah?

Harusnya kita selalu sadar bahwa Allah yang telah menciptakan kita, yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Kita mampu bergerak karena Allah yang memberikan kita jiwa. Kita mampu berfikir, melihat, bernafas, mendengar dan meraba karena Allah memberikan kita kemampuan itu. Maka sudah sepantasnyalah kita hidup untuk melakukan yang terbaik menurut pencipta kita, pemberi kehidupan kita. Kita rasanya tidak punya keberanian untuk menentangnya, karena jiwa kita dalam genggaman-Nya.

DEMOKRASI PENSEJAHTERA UMMAT???



(Disalin dari “al-wa’ie No. 140 Tahun XII, 1-30 April 2012” dengan judul asli “TANDA TANYA”)
Demokrasi merupakan puncak ilmu, ideologi dan wisdom hasil karya umat manusia abad ke-20, ke-21. Demokrasi telah disepakati untuk menjadi satu-satunya ‘kiblat’ dalam urusan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hampir tidak ada ketidakpastian terhadap demokrasi.
Semua orang menjunjung tinggi Demokrasi. Semua orang merasa salah bodoh dan dekaden kalau ragu terhadap demokrasi… itu tak lain karena saking sucinya demokrasi.
Demokrasi itu harga mati. Demokrasi itu kebenaran sejati. Demokrasi itu prinsip yang mutlak, pedoman kehidupan yang bersifat absolute; tidak boleh ditolak, tidak boleh dipertanyakan, bahkan sedikit pun tidak boleh diragukan.
Al-Quran boleh bilang bahwa dirinya la roiba fih, tak ada keraguan padanya. Namun, menurut undang-undang di negeriku orang boleh meragukan Al-Quran; bahkan terdapat kecenderungan psikologis empirik untuk menganjurkan secara implisit sebaiknya orang menolak dan membenci Al-Quran.
Namun, tidak oleh bersikap demikian terhadap demokrasi. Demokrasilah la roiba fih sejati. Di dalam prakik konstitusi negeriku demokrasi lebih tinggidaripada Tuhan. Tuhan berposisi dalam lingkup hak pribadi setiap orang, sedangkan demokrasi terletak pada kewajiban bersama. Orang tidak ditangkap karena mengkhianati Tuhan, tetapi berhadapan dengan aparat hukum kalau menolak demokrasi…